Pendidikan memainkan peran penting dalam menyiapkan generasi masa depan. Di Asia Tenggara, Thailand dan Kamboja sedang berada dalam tahap yang sangat berbeda dalam membentuk sistem pendidikan yang mampu menghadapi tantangan global. Mari kita lihat siapa yang lebih siap menyongsong masa depan melalui pendekatan pendidikan mereka.
Thailand: Sistem Terstruktur dengan Tantangan Mutu
Thailand memiliki sistem pendidikan formal yang lengkap, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, dengan dukungan Vocational Education and Training (TVET) yang terintegrasi dalam kurikulum nasional. Tingkat partisipasi pendidikan menengah sudah mencapai angka 100 %, dan keterlibatan dalam pendidikan vokasi di atas rata‑rata regional. Pemerintah juga menerapkan
Namun, performa siswa Thailand dalam tes internasional seperti PISA masih relatif rendah, dengan skor di bawah negara tetangga. Sebagian besar siswa berjuang memahami literasi, numerasi, dan keterampilan digital dasar. Disparitas mutu juga tajam antara sekolah perkotaan dan pedesaan. Rendahnya integrasi ICT dalam pengajaran dan stigma terhadap pendidikan vokasi menjadi hambatan lain dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kamboja: Perbaikan Bertahap dengan Fokus Strategis
Sistem pendidikan Kamboja masih mengalami tantangan serius, khususnya dalam infrastruktur sekolah, kualitas guru, dan partisipasi siswa di jenjang menengah serta tinggi. Tingkat kemiskinan dan akses pendidikan yang terbatas memicu tingginya angka putus sekolah dan rendahnya capaian lulusan sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Kendala akses digital dan ketimpangan sekolah antara kota dan desa memperparah disparitas pendidikan.
Namun pemerintah Kamboja telah memulai berbagai inisiatif penting untuk membentuk sekolah masa depan yang tangguh dan inklusif. Program ini mencakup kurikulum keterampilan abad ke‑21, pengembangan kapasitas guru secara berkelanjutan, penyediaan akses teknologi dan literasi digital yang lebih merata, serta melibatkan komunitas dalam pengelolaan sekolah.
Perbandingan Siap Hadapi Masa Depan
-
Thailand memiliki sistem pendidikan yang matang dan partisipasi tinggi, tetapi masih bergumul dengan kualitas pembelajaran dasar dan integrasi teknologi yang belum optimal.
-
Kamboja masih mengejar gap akses pendidikan dan kualitas guru, tetapi telah fokus pada membangun sekolah masa depan dengan pendekatan STEM, literasi digital, dan sinergi komunitas.
-
Thailand unggul dalam jumlah universitas dan penelitian, dengan ratusan ribu publikasi akademik. Sebaliknya, Kamboja baru mulai membangun kapasitas riset dan pengakuan internasional perguruan tinggi.
-
Thailand mengalokasikan sekitar 2,6 % dari PDB untuk pendidikan—sebesar rata‑rata ASEAN—namun distribusi dan kualitas belajarnya masih kurang merata. Kamboja mengalokasikan persentase lebih rendah, dengan dominasi biaya operasional yang menyedot dana dari peningkatan kualitas pembelajaran.
Secara struktur dan pendekatan, Thailand lebih siap menghadapi tantangan pendidikan masa depan. Infrastruktur, kebijakan kurikulum, serta partisipasi tinggi menunjukkan kesiapan sistem yang lebih matang. Namun, kualitas hasil belajar siswa Thailand masih perlu ditingkatkan.
Sementara itu, Kamboja berada pada tahap transformasi penting dengan fokus kuat pada digitalisasi, STEM, dan keterlibatan komunitas. Meskipun masih tertinggal dari sisi capaian pendidikan, strategi ini memiliki potensi besar jika terus didukung dengan investasi pendidikan dan reformasi berkelanjutan.
Pada akhirnya, apakah suatu negara dianggap lebih siap bukan hanya soal sistem yang ada, tapi seberapa efektif sistem itu menjawab kebutuhan masa depan.